IMG-20190220-WA0001-1024x682

Kata Kuncinya Ajak, Nyonthoni, Kasih Binaan

Semarang – Seluruh SKPD di lingkup Pemerintah Provinsi Jawa Tengah diminta memiliki wilayah binaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Dengan begitu, tak hanya peningkatan pengetahuan mengenai Germas, masyarakat juga menerapkan dalam kehidupan keseharian.

Hal itu disampaikan Asisten Administrasi Sekda Provinsi Jawa Tengah Herru Setiadhie, saat membuka Pertemuan Forum Komunikasi Germas Provinsi Jawa Tengah, di Hotel Chanti, Selasa (19/2/2019). Menurutnya, melalui pembinaan yang intensif, sosialisasi dan implementasi Germas akan lebih efektif. Sebab, tak mudah membangun kesadaran kesehatan dari internal.

Ditambahkan, Germas melalui kegiatan ABCDEF, yakni aktivitas fisik, buah dan sayuran dikonsumsi setiap hari, cek kesehatan secara berkala, diberikan ASI eksklusif, enyahkan asap rokok, serta fokus untuk pencegahan dan penanganan stunting, mesti dilakukan dari diri sendiri. Selanjutnya, bisa ditularkan dalam keluarga, dan berlanjut ke lingkungan sekitar.

Bagaimana pun, kata Herru, paradigma sehat sebagai bagian Program Indonesia Sehat mesti diutamakan dan dilakukan masyarakat melalui Germas. Sehingga, meminimalkan angka kesakitan, khususnya penyakit tidak menular (PTM) belakangan yang terus meningkat.

“Dorong, beri contoh pada masyarakat di sekitarnya. Kalau tidak bisa memberi contoh, podho wae jarkoni. Kata kuncinya, ajak, nyonthoni, kasih binaan. Misalnya, BPSDM membina masyarakat di wilayah Srondol, dan sebagainya,” tegasnya.

Herru mengungkapkan, pemerintah provinsi sudah menyusun sejumlah regulasi untuk mendukung Germas. Seperti, penyusunan Pergub, Surat Keputusan Forum Komunikasi Germas, Surat Edaran Gubernur tentang Germas, Surat Edaran Implementasi Germas ke masing-masing SKPD Provinsi, Biro, Bagian, Subbag di lingkungan Setda Jateng, hingga melakukan pembinaan dan pengawasan.

“Dalam implementasinya, kami di Setda juga terus berupaya melakukan sejumlah upaya, seperti pengecekan kesehatan secara berkala, melakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit per hari, makan buah dan sayur setiap hari, penyediaan ruang ASI, serta melaksanakan kebijakan kawasan tanpa rokok (KTR). Termasuk, kami terus menyerukan minimalisasi sampah plastik, salah satunya dengan menggerakkan membawa gembes (tempat minum),” terangnya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengakui, pencapaian tujuan Germas untuk mengubah perilaku masyarakat tidak mudah. Namun, pihaknya terus berupaya melibatkan berbagai pihak untuk menyosialisasikan dan mengimplementasikan Germas.

Sejak 2017 lalu, pihaknya secara intensif juga telah menyosialisasikan Germas melalui berbagai cara. Mulai pemasangan banner, spanduk, baliho branding angkutan kota, tayangan videotron, pencanangan Germas dan penggerakan masyarakat, hingga kampanye Germas melalui berbagai media, baik festival film, wawancara dengan media, pementasan wayang orang, ketoprak, maupun variety show.

“Tahun ini mungkin evaluasinya berbeda. Kita sudah harus melihat output-nya, bukan prosesnya lagi. Tahun depan evaluasi pada outcome-nya. Tapi, harus ada database-nya,” tandas Yulianto. (Ul, Diskominfo Jateng)

 Save as PDF

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.