Bantuan-Jamban-Wonosobo-1024x837

Dapat Jamban Baru, Imboh Tak Lagi BAB di Kolam

Wonosobo – “Yang WC-nya baru ngancung?” Pertanyaan tersebut dilontarkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat peresmian bantuan jamban Keluarga bagi warga Desa Maron dan Desa Topengan, Kabupaten Wonosobo, Minggu (3/3/2019).

Imboh, salah satu warga yang hadir angkat tangan. Wanita itu bercerita tentang WC barunya yang telah dipakai keluarga sejak 40 hari lalu. Imboh mengaku senang telah memiliki jamban. Sementara sebelumnya dia buang air besar (BAB) di kolam ikan.

“Karena dari dulu kalau BAB ya di kolam ikan sekalian sebagai pakan ikan. Ikannya jadi lemu-lemu,” selorohnya.

Gubernur Ganjar Pranowo menyampaikan, pemberian bantuan jamban itu mesti diikuti dengan pemantauan perilaku masyarakat. Sebab, dengan kebiasaan mereka BAB di sungai atau kolam bukan berarti langsung membuat mereka mau BAB di jamban.

“Kita lihat bagaimana perilaku masyarakatnya apakah tidak mampu membuat septic tank, apa perilaku masyarakat yang tidak terbiasa BAB di jamban. Kalau memang belum terbiasa, mari kita sosialisasikan dan edukasi,” bebernya.

Selain sosialisasi pentingnya BAB di jamban, imbuh gubernur, perlu pula diadakan pelatihan pembuatan pakan ikan. Sehingga, ikan yang mereka pelihara diberi pakan yang semestinya. Untuk itu, perlu kerja sama dengan berbagai sektor.

“Wonosobo sangat menarik, kota indah makanan luar biasa ada tempe kemul, mie ongklok dan lainnya.Diantara keindahan itu lengkapi keindahan lainnya dimulai didalam rumah yaitu sanitasi.” tambahnya.

Bupati Wonosobo Eko Purnomo menambahkan, rendahnya akses sanitasi dasar skala keluarga menjadi salah satu faktor penyebab kemiskinan di wilayahnya. Dari  265 desa atau kelurahan baru ada 30 desa yang dinyatakan bebas buang air besar sembarangan (BABS). Sementara, pada tingkat kecamatan baru Kecamatan Kaliwiro yang bebas BBABS.

Sementara itu, Ketua Yayasan Wahana Bakti Sejahtera Budi Laksono menambahkan, saat ini lebih dari 100 ribu keluarga di Wonosobo belum memiliki jamban. Sementara di Jawa Tengah masih 2,5 juta keluarga belum memiliki jamban sendiri, dan di Indonesia 22 juta keluarga. Dia berharap, dengan bantuan tersebut kesadaran masyarakat untuk memiliku jamban sendiri semakin meningkat, karena membuat jamban sangat murah, mudah dan cepat.

“Membuat jamban itu murah. Di kami hanya Rp650 ribu,” tandasnya. (Ic/ Ul, Diskominfo Jateng)

 Save as PDF

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.