Ketika Persaingan Berujung Hoaks

Ketika Persaingan Berujung Hoaks

BLORA – Warga Desa Reja dikejutkan dengan suara kentongan dan teriakan maling di.malam hari. Sebagian besar langsung keluar dan mencari tahu apa yang terjadi. Mereka khawatir pencuri berkeliaran di desa itu.

Dibantu lurah setempat, akhirnya diketahui si pemukul kentongan dan yang berteriak maling adalah Khamid, warga Desa Reja. Setelah ditanya oleh lurah, Khamid menjelaskan kalau ayam cemaninya hilang, dan merasa yakin kalau ayam itu dicuri tetangganya bernama Mbah Dirjo yang dianggap sesepuh Desa Reja. Khamid bahkan menuduh Mbah Dirjo menggunakan ayam miliknya untuk hal yang sesat.

Ayame inyong durung balik Pak Lurah. Inyong yakin ana sing nyolong. Sing nyolong ayame inyong kuwi Mbah Dirjo. Mbah Dirjo kae dukun santet, nah ayam cemanine inyong kuwi untuk ritual (Ayam saya belum pulang Pak Lurah. Saya yakin ada yang mencuri. Yang mencuri Mbah Dirjo. Mbah Dirjo itu dukun santet, nah ayam cemani milik saya digunakan untuk ritual),” jelas Khamid.

Selain itu, dia juga memberitahu kalau lurah juga bakal menjadi korban ilmu santet Mbah Dirjo. Berita yang disampaikan Khamid tentunya membuat pemimpin desa tersebut marah dan menyuruh hansip untuk mengawasi Mbah Dirjo, dan mencari tahu kebenaran pernyataan Khamid.

Setelah diselidiki, ternyata itu semua hanya akal-akalan Khamid untuk mengadu domba lurah dengan Mbah Dirjo. Sebab, Khamid berambisi menjadi pemimpin Desa Reja.

Cerita tersebut disampaikan oleh Tim Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Kabupaten Pekalongan pada Seleksi Pertunjukan Rakyat Tahun 2019 di Pendapa Rumah Dinas Bupati Blora (5/7/2019). Seleksi di Blora merupakan putaran kelima, setelah dilangsungkan di Salatiga, Temanggung, Batang dan Surakarta, dengan enam penampil dari Kabupaten Cilacap, Pekalongan, Sragen, Kendal, Blora dan Kota Tegal.

Mengangkat tema yang sama, Tim FK Metra Kabupaten Cilacap menampilkan cerita yang berbeda. Mereka menceritakan persaingan antarpenari lengger, di mana seorang lengger senior merasa tersaingi oleh kehadiran lengger muda yang cantik. Penari senior itu menghembuskan kabar perselingkuhan Kades dengan lengger muda saingannya.

Ketika suasana desa semakin memanas, ada salah satu warga yang merekam momen saat penyebar berita hoaks melancarkan aksinya. Pelaku tak berkutik setelah melihat bukti yang dibeberkan dan mengakui perbuatannya. Akhirnya warga menyadari, jangan langsung terpengaruh berita yang tidak jelas, tapi harus mencari tahu kebenarannya.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah yang diwakili Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Setyo Irawan menyampaikan, saat ini minat masyarakat menonton kesenian tradisional masih kurang, walaupun untuk menontonnya digratiskan. Hal ini menjadi tantangan untuk membangkitkan minat masyarakat menyaksikan kesenian tradisional, sekaligus menyampaikan informasi melalui kesenian tradisional tersebut.

“Kalau dulu, setiap ada pertunjukan kesenian, orang berbondong-bondong datang untuk menyaksikannya, bahkan rela membayar. Namun saat ini untuk pertunjukan kesenian yang gratis, cari penonton susah. Walaupun dengan dikasih snack di acara, juga sedikit penontonnya. Inilah tantangan kita semua untuk membangkitkan kesenian tradisional di daerah masing-masing,” ujar Setyo.

Bupati Blora melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Blora Komang Gede Irawadi menyampaikan, komunikasi yang menggunakan media tradisional memiliki peranan penting. Selain menghibur juga media penyampaian pesan kepada masyarakat.

“Kesenian tradisional yang dikemas dengan pertunjukan seni budaya, pada dasarnya bisa menjadi media tradisional yang berfungsi sebaga hiburan, kesenian dan informasi. Dalam hal ini, kesenian dapat dikatakan sebagai media diseminasi informasi,” jelasnya. (Di/ Ul, Diskominfo Jateng)

 Save as PDF

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.