IMG-20190914-WA0027

FK Metra Temanggung Juarai Festival Pertunra Jateng 2019

BOYOLALI – Forum Komunikasi Media Tradisional (FK Metra) Kabupaten Temanggung berhasil menjadi Juara I pada Final Festival Pertunjukan Rakyat FK Metra Jateng 2019. Keputusan tersebut disampaikan Ketua Tim Juri yang juga Ketua FK Metra Jawa Tengah St Sukirno di Kebun Raya Indrokilo Boyolali, Jumat (13/9/2019) tengah malam.
Terpilih sebagai Juara II FK Metra Kabupaten Karanganyar, Juara III Kabupaten Boyolali, Juara Harapan I Kota Tegal, Juara Harapan II Kabupaten Brebes, dan Juara Harapan III Kota Surakarta. Kabupaten Temanggung juga dinobatkan menjadi penyelenggara terbaik seleksi festival pertunjukan rakyat tahun ini.
Dalam final malam itu, hampir semua tim memilih tema hoaks. Hanya tuan rumah Kabupaten Boyolali yang menutup keseluruhan penampilan finalis dengan mengusung tema Bhinneka Tunggal Ika. Melalui seni ketoprak bertajuk Goro Kliro, pesan lugas yang disampaikan di akhir pentas, cukup mengena. Di mana hanya Pancasila yang bisa menjadikan negara ini jaya, jayeng bawana (pemenang di dunia). Negara akan lestari jika masyarakatnya memegang jatidiri bangsa, yakni Pancasila.
“Jadilah Islam tapi bukan Arab, jadilah Kristen atau Katholik tapi bukan Yahudi. Jadilah Hindu atau Budha tapi bukan India, jadilh Konghucu tapi bukan Cina. Jadilah Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Konghucu, tapi tetap Indonesia,” tegas salah satu pemain, yang memerankan Lurah Sukomulyo.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melalui Plh Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Tengah Akhmad Syaifillah mengapresiasi pelaksanaan Festival Pertunjukan Rakyat. Diakui, publikasi informasi tentang budaya tradisional tidak hanya digaungkan, namun terus ditingkatkan. Jika dulu publikasi, seperti kesenian tradisional wayang dan kethoprak disampaikan melalui media mainstream seperti media cetak, televisi dan radio, saat ini bisa dikembangkan melalui media sosial. Sehingga bisa lebih populer, termasuk di kalangan generasi muda.
“Itu sebabnya kita harus terus berupaya agar seni budaya bisa menjadi alat diplomasi. Sekaligus indikasi peradaban bangsa dan masa depan. Jadi kita harus pandai-pandai menyiasati agar kesenian dan atau pertunjukan rakyat dapat integratif antara pakem, dengan kreasi dan kolaborasi. Harapannya, tetap dapat tumbuh secara alamiah dan konstruktif di zaman yang semakin maju,” ujarnya.
Dalam sambutannya, gubernur berpesan agar segala pertunjukkan rakyat dan kekayaan yang ada, didata dan diinventarisasi, kemudian diusulkan dan didaftarkan ke UNESCO agar tak diakui negara lain. Atau setidaknya catatkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke Kemendikbud.
Ditambahkan, pada 2019, sebanyak sembilan karya budaya Jateng ditetapkan sebagai WBTB Indonesia. Yakni, Dolalak dari Purworejo, Suran Tutup Ngisor (Kabupaten Magelang), Lengger (Banyumas), Jaranan Margowati (Temanggung), Tari Prajuritan, Ngasa (Brebes), Sintren (Kabupaten Pekalongan), Jamu Jateng, dan Dakon Jawa Tengah.
Gubernur yakin, masih banyak potensi Jateng yang biasa diangkat sebagai WBTB. Karenanya, Ganjar mengajak bupati/ wali kota dan semua pihak untuk terus menggali potensi yang ada. Tidak hanya tarian, tapi juga maknaan, dan sebagainya.
“Mari kita amankan, kembangkan dan manfaatkan budaya yang ada, termasuk seni tradisional, supaya lestari dan tidak punah tertelan zaman, juga supaya tidak diakui oleh pihak lain, termasuk Negara tetangga,” pintanya.
Pekerjaan rumah (PR) yang tak kalah penting, mengajak masyarakat dan anak-anak muda agar mampu memiliki rasa handarbeni pada kesenian tradisional. Salah satunya, dengan menampilkan kesenian tradisional pada acara-acara formal maupun nonformal di masyarakat, lembaga-lembaga pemerintahan dan swasta, serta membagikan informasi melalui berbagai media secara periodik agar digandrungi oleh anak-anak muda.
“Syaratnya harus dikemas secara apik sehingga tidak menjadi tontonan yang ngisin-isini, monoton dan membosankan. Ikuti trend kekinian dengan tidak meninggalkan kekhasan yang ada,” tandas gubernur. (Di/Ul, Diskominfo Jateng)
      
 Save as PDF

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.