Buka Konreg PDRB Jabalnusra, Yasin : Beri Desa dan Pemuda Virus Ekonomi Digital Kreatif

Buka Konreg PDRB Jabalnusra, Yasin : Beri Desa dan Pemuda Virus Ekonomi Digital Kreatif

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus melakukan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Beberapa di antaranya adalah pendampingan desa miskin dan penguatan ekonomi digital. Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, saat membuka forum Konsultasi Regional Pertumbuhan Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa, Bali, Nusa Tenggara yang berlansung di Kota Semarang, Kamis (24/3/2022).

Menurut Yasin, Jawa Tengah kini dipenuhi dengan anak-anak muda yang akrab dengan dunia digital. Selain itu, pertumbuhan pengguna dunia maya pun pesat berkembang. Hal itu dianggap sebagai peluang, agar komoditas dari desa bisa dikenal lebih luas.

Ini tidak lepas dari kenyataan, bahwa pengguna internet di Indonesia melonjak menjadi 202,6 juta pada 2021. Selain itu, penetrasi pengguna internet di Indonesia mencapai 73,7 persen, lebih besar dari pertumbuhan Asia Tenggara yang hanya 69 persen.

Hal itu berpengaruh pada jumlah pengguna media sosial yang mencapai 170 juta atau setara 61,8 persen jumlah penduduk Indonesia. Dengan kondisi itu, Yasin menilai, akses internet bisa didapatkan di mana saja. Termasuk di pelosok Jawa Tengah, tidak perlu repot ke kota untuk menawarkan produk secara online.

“Di beberapa daerah anak-anak muda sudah menjadi pasar sendiri, menawarkan UMKM kita, tawarkan produk lokal kita. Tidak perlu datang ke kota, cukup di daerahnya saja. Ini berbanding PDRB semakin banyak pasar, semakin banyak produk yang kita keluarkan dan kita jual akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.

Selain itu, Pemprov Jateng juga mengembangkan berbagai alternatif jualan online. Seperti Ayo Jajan UMKM, #LapakGanjar kerjasama dengan platform jualan digital seperti Shoppee dan Gojek.

Pemprov Jateng juga melakukan segala ikhtiar untuk memupus tingkat pengangguran dan kemiskinan. Tercatat, angka pengangguran di Jateng kini 5,95 persen, turun dari sebelumnya 6,48 persen. Selain itu, angka kemiskinan berangsur turun, dari 11,84 persen menjadi 11,25 persen.

Salah satu langkah yang ditempuh adalah, program “Satu OPD, Satu Desa Dampingan”. Melalui program ini, Organisasi Perangkat Daerah, diberi tugas untuk melakukan inventarisasi kebutuhan suatu desa untuk memupus kemiskinan.

“Desa dampingan OPD kami, dulu memberikan stimulus biasanya peternakan. Saat ini kita datangkan ekonomi kreatif ke desa, untuk mengajari pemuda tidak hanya bermedsos, kita tinggal memberikan virus, bahwa tak hanya bermain tapi (intenet) untuk kemaslahatan dan keuntungan lebih besar,” ungkap Yasin.

Dengan inventarisasi itu, OPD kemudian akan mencari solusi bersama. Baik dengan menggandeng dinas lain atau bekerjasama dengan perusahaan melalui dana Company Social Responsibilty (CSR).

“Akselerasi pertumbuhan ekonomi kita lakukan dengan perbaikan layanan investasi. Syukur alhamdulilah kita predikat terbaik pertama dengan 93,959 atas kinerja penanaman modal dan pelayanan satu pintu,” sebutnya.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng Adhi Wiriana ajang Konsultasi Regional PDRB Jabal Nusra merupakan kegiatan tahunan. Ajang ini digelar sebagai upaya studi tiru, untuk mengatasi kesulitan perekonomian di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.

“Untuk mengetahui keterkaitan ekonomi antar provinsi terkait ketergantungan bahan baku satu dengan yang lain. Kemudian pembelajaran, setelah pandemi agar ekonomi bangkit. Di Provinsi Jawa Tengah ada yang bisa ditiru oleh provinsi lain, begitu pula sebaliknya,” urainya.

Adhi juga memaparkan, ekonomi digital merupakan salah satu celah untuk membangkitan perekonomian. Dengan pola yang dikembangkan oleh Provinsi Jawa Tengah seperti #LapakGanjar, harapannya bisa menjadi ajang saling belajar antar daerah.

 Save as PDF

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.